greeting from tempe, sumber encrypted-tbn0.gstatic.com |
Di dalam situs wikipedia dijelaskan Tempe adalah jenis makanan yang dibuat dari proses fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, misalnya Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus. Jenis fermentasi seperti tempe ini biasa disebut dengan istilah ragi tempe.
Beberapa tahun sebelum Orde baru, citra terhadap tempe menjadi inferior dibandingkan makanan lainnya akibat ungkatan-ungkatan ironis. Misal, Jangan menjadi bangsa Tempe. Ungkapan tersebut melahirkan eksan bahwa masyarakat pemakan tempe adalah masyarakat terbelakang, lemah, dan miskin. Benarkah demikian? Tidak.
Lihatlah fenomena sekarang. Citra terhadap tempe secar bertahap makin membaik terutama sejak ditemukannya beberapa keuntungan, baik ditinjau dari segi gizi maupun khasiat medisnya.
Saat ini tempe telah merambah ke lima benua. Di jepang, sekarang telah dibentung The tempe Study Group yang meneliti tempe dalam segala aspeknya. Dan dimasyarakat Barat, saat ini mulai tumbuh pula gejala menyukai tempe. Bahkan di amerika tempe sudah dijual disupermarket besar dan beberapa kios health food.
Nah, jadi salah besar kalau kita menganggap bahwa tempe adalah makanan ringan yang tidak memiliki gizi. Harga tempe relatif murah, dan rasanya pun enak, belum lagi kandungan gizinya yang tnggi. Potensi medis yang dimiliki tempe dan kemampuannya untuk diolah menjadi berbagai bahan makanan menjadi tempe semakin popular. Pesona tempe tidak saja memikat masyarakat Indonesia, tetapi juga para ilmuwan dari berbagai negara. Banyak kok peneliti negara asing terutama dari Jepang, Jerman, Inggris, dan amaerika yang telah melakukan penelitian mengenai tempe, bak dari segi gizi, proses pembuatan, maupun aspek medisnya. Berbagai hasil temuan mereka justru semakin memperkukuh kedudukan tempe sebagai bahan pangan masa depan yang prospektif.
Tahukan anda bahwa indonesia saat ini menjadi produsen Tempe terbesar diduniaAsia. Sebanyak 50 persen dari konsumsi kedelai Indonesia dilakukan dalam bentuk tempe, 40 persen dalam bentuk tahu dan sisanya dalam rpduk lain seperti tauco, kembang tahu, oncom, dan kecap.
Bagaimana dengan sejarah tempe itu sendiri? Kapan pertama kali tempe muncul di Indonesia? Sebenarnya, perhatian yang besar terhadap tempe telah dimulai sejak Jepang menduduki Indonesia. Saat itu para tawanan perang yag diberi makan tempe terhindar dari sakit disentri dan busung lapar. Setelah dilakukan penelitian diketahui bahwa tempe adalah makanan tradisional yang berpotensi melawan radikal bebas sehingga dapat mencegah berbagai penyakit, menghambat proses penuaan, dan mencegah terjadinya penyakit degeneratif, yaitu arterioskrerosis, jantung koroner, diabetes melitus, dan bahkan kanker. Tempe juga telah diketahui mengandung zat antibakteri penyebab diare, penurun kolesterol, darah, mencegah penyakit jantung dan pencegah hipertensi.
Tapi memang, tidak semua orang dapat mengonsumsi tempe di karenakan ada sesuatu yang mengahangi tubuhnya. Orang yang asam urat misalnya, jika makan tempe maka asam uratnya bisa kambuh. Tahu mungkin lebih cocok buat orang yang asam urat.
Tapi secara umum, tempe banyak manfaatnya dan disukai oleh banyak orang. Termasuk anda?
baca juga Cara Membuat Tempe, Jenis-jenis Tempe, dan Kandungan Gizi dan Vitamin Tempe
Tulisan tentang manfaat tempe bagi kesehatan dan sejarahnya ini merupakan ikhtisar dari buku Made Astawan dengan judul Tetap Sehat dengan Produk Makanan Olahan. Semoga dengan mengetahui sejarah tempe dan manfaatnya kita dapat semakin mencintai produk budaya dalam negeri.