Kenapa Sulit Hamil - Mengingat banyaknya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesuburan atau fertilias pasangan suami istri, pemeriksaan yang tepat memang harus dijalani oleh pasutri. Pasalnya untuk melakukan pengobatan yang cukup, petugas kesehatan harus mengetahui penyebabnya dengan pasti.
Meskipun demikian masih banyak pasutri yang tidak sabar atau tidak dapat mengikuti rangkaian pemeriksaan karena ingin cepat punya anak. Bisa jadi mereka bosan atau karena alasan dana pemeriksaan dan pengobatan lalu ditinggalkan. Selang beberapa tahun kemudian, mereka baru memulainya lagi dari awal. Padahal tidak tuntasnya pemeriksaan hanya akan mengulur-ulur waktu saja.
Hal ini kurang baik karena usia kesuburan wanita akan berkurang seiring dengan meningkatnya usia.
Apabila seluruh rangkaian pemeriksaan sudah dilaksanakan dan tidak ditemukan kelainan kelamin penyebab infertil dan upaya kehamilan tetap belum membuahkan hasil, dokter sering menyebutnya sebagai unexplained infertility (UI) atau inferrilitas tak terjelaskan. Dengan demikian, diagnosis UI adalah suatu diagnosis eksklusi, yaitu setelah menilai semua pemeriksaan dalam batas normal, baru dipikirkan diagnosis UI.
Test Kesuburan - Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, jumlah orang yang terdiagnosa unexplained infertility mengalami penurunan. Dengan demikian, apa yang dahulu menjadi misteri sekarang sedikit demi sedikit dapat mulai terdeteksi. Ul proporsi 16% dan keseluruhan penyebab infertilitas seperti endometriosis, kelainan ovulasi, kelainan tuba, kelainan pria, atau kombinasi kelainan-kelainan tersebut. Angka ini diprediksi mengalami penurunan pada beberapa tahun kemudian. Jadi, bila seseorang terdiagnosis oleh dokter sebagai unexplained infertility, hal ini bukanlah vonis mati yang tidak dapat diubah. Mereka masih mempunyai kemungkinan sampai 40-80% untuk hamil spontan dalam kurun waktu 3 tahun pemantauan dan pemeriksaan.
Masalah utama yang menjadi kendala adalah kecemasan dan ketidakpercayaan akan hasil pemeriksaan sehingga menyulitkan dalam menyampaikan informasi logis ilmu kedokteran. Ibu harus menghindari kecemasan karena keadaan ini akan berdampak pada sistem hormon yang berpengaruh terhadap proses kehamilan.
Sebaliknya, seorang dokter tidak boleh begitu saja memutuskan diagnosis UI, sebab secara sistematis mereka harus melakukan pengkajian ulang. Apakah semua prosedur pemeriksaan telah dilakukan menurut standar yang berlaku? Apakah pasangan pasutri telah melakukan semua prosedur pemeriksaan? Apakah telah dilakukan re-evaluasi hasil pemeriksaan?
Seorang dokter yang pasiennya terdiagnosa UI, sebelum memberikan keputusan diagnosis harus memikirkan ulang kemungkinan terjadinya misdiagnosis, khususnya terhadap endometriosis, kelainan tuba, proses penuaan ovarium (idung telur) yang dini dan imunologi infertilitas.Saat ini yang sedang giat diperdalam oleh para ilmuwan iimuwan adalah masalah imunologi infertilitas.
Akhir-akhir ini sudah banyak dicoba berbagai cara pengobatan UI salah satunya adalah dengan menggunakan sediaan imun. Hal ini dapat dilakukan dengan menyuntikkan sel darah suami, serta pemberian zat imunoglobulin dengan infus mulai saat sebelum konsepsi dan dilanjutkan sampai hamil cukup bulan. Mengingat kompleksitas prosedur yang harus dilakukan cukup tinggi, terapi ini masih cukup mahal. Belum lagi hasilnya yang masih kontroversial karena kemungkinan gagalnya konsepsi masih dapat terjadi.
Banyak keterbatasan yang dimiliki bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menyelesaikan masalah-masalah kehamilan. Permasalahan menjadi bertambah rumit ketika pasien yang terdiagnosa unexplained infertility telah menginjak usia 40 tahun. Dilema antara kehamilan dan kemungkinan adanya kecacatan akan muncul dan peluangnya semakin lebih besar pada usia tersebut. Tampaknya hanya upaya maksimal, ketenangan, dan pasrah kepada Tuhan Yang Maha Esa yang menjadi jalan terbaik dalam menghadapi unexplained infertility.
Sumber tulisan ini dari buku Hamil Aman dan Nyaman di Usia 30 Tahun karya Prilia Detiana.
Meskipun demikian masih banyak pasutri yang tidak sabar atau tidak dapat mengikuti rangkaian pemeriksaan karena ingin cepat punya anak. Bisa jadi mereka bosan atau karena alasan dana pemeriksaan dan pengobatan lalu ditinggalkan. Selang beberapa tahun kemudian, mereka baru memulainya lagi dari awal. Padahal tidak tuntasnya pemeriksaan hanya akan mengulur-ulur waktu saja.
Hal ini kurang baik karena usia kesuburan wanita akan berkurang seiring dengan meningkatnya usia.
Apabila seluruh rangkaian pemeriksaan sudah dilaksanakan dan tidak ditemukan kelainan kelamin penyebab infertil dan upaya kehamilan tetap belum membuahkan hasil, dokter sering menyebutnya sebagai unexplained infertility (UI) atau inferrilitas tak terjelaskan. Dengan demikian, diagnosis UI adalah suatu diagnosis eksklusi, yaitu setelah menilai semua pemeriksaan dalam batas normal, baru dipikirkan diagnosis UI.
Test Kesuburan - Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, jumlah orang yang terdiagnosa unexplained infertility mengalami penurunan. Dengan demikian, apa yang dahulu menjadi misteri sekarang sedikit demi sedikit dapat mulai terdeteksi. Ul proporsi 16% dan keseluruhan penyebab infertilitas seperti endometriosis, kelainan ovulasi, kelainan tuba, kelainan pria, atau kombinasi kelainan-kelainan tersebut. Angka ini diprediksi mengalami penurunan pada beberapa tahun kemudian. Jadi, bila seseorang terdiagnosis oleh dokter sebagai unexplained infertility, hal ini bukanlah vonis mati yang tidak dapat diubah. Mereka masih mempunyai kemungkinan sampai 40-80% untuk hamil spontan dalam kurun waktu 3 tahun pemantauan dan pemeriksaan.
Masalah utama yang menjadi kendala adalah kecemasan dan ketidakpercayaan akan hasil pemeriksaan sehingga menyulitkan dalam menyampaikan informasi logis ilmu kedokteran. Ibu harus menghindari kecemasan karena keadaan ini akan berdampak pada sistem hormon yang berpengaruh terhadap proses kehamilan.
Sebaliknya, seorang dokter tidak boleh begitu saja memutuskan diagnosis UI, sebab secara sistematis mereka harus melakukan pengkajian ulang. Apakah semua prosedur pemeriksaan telah dilakukan menurut standar yang berlaku? Apakah pasangan pasutri telah melakukan semua prosedur pemeriksaan? Apakah telah dilakukan re-evaluasi hasil pemeriksaan?
Seorang dokter yang pasiennya terdiagnosa UI, sebelum memberikan keputusan diagnosis harus memikirkan ulang kemungkinan terjadinya misdiagnosis, khususnya terhadap endometriosis, kelainan tuba, proses penuaan ovarium (idung telur) yang dini dan imunologi infertilitas.Saat ini yang sedang giat diperdalam oleh para ilmuwan iimuwan adalah masalah imunologi infertilitas.
Akhir-akhir ini sudah banyak dicoba berbagai cara pengobatan UI salah satunya adalah dengan menggunakan sediaan imun. Hal ini dapat dilakukan dengan menyuntikkan sel darah suami, serta pemberian zat imunoglobulin dengan infus mulai saat sebelum konsepsi dan dilanjutkan sampai hamil cukup bulan. Mengingat kompleksitas prosedur yang harus dilakukan cukup tinggi, terapi ini masih cukup mahal. Belum lagi hasilnya yang masih kontroversial karena kemungkinan gagalnya konsepsi masih dapat terjadi.
Banyak keterbatasan yang dimiliki bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menyelesaikan masalah-masalah kehamilan. Permasalahan menjadi bertambah rumit ketika pasien yang terdiagnosa unexplained infertility telah menginjak usia 40 tahun. Dilema antara kehamilan dan kemungkinan adanya kecacatan akan muncul dan peluangnya semakin lebih besar pada usia tersebut. Tampaknya hanya upaya maksimal, ketenangan, dan pasrah kepada Tuhan Yang Maha Esa yang menjadi jalan terbaik dalam menghadapi unexplained infertility.
Sumber tulisan ini dari buku Hamil Aman dan Nyaman di Usia 30 Tahun karya Prilia Detiana.
Silahkan baca artikel sebelumnya : Kemandulan dan Kemungkinan Hamil Di Usia 30 TahunSemoga tulisan Cara mengetahui Kemandulan dan Penyebab Sulit Hamil ini dapat bermanfaat. Salam sehat